Langsung ke konten utama

Merayakan Ketidaksempurnaan

Di tahun ini, aku ingin menjalani proses menerima diri secara utuh, bahwa aku tidak sempurna, dan tidak akan pernah sempurna, tapi akan aku rayakan sebagaimana adanya.

Di tahun ini, aku ingin memiliki lebih banyak waktu bersama diri sendiri. Aku tidak ingin selalu memastikan diri ini baik-baik saja, aku tidak akan menyangkal bahwa terkadang aku butuh meluapkan emosi yang apabila terlalu lama dan banyak yang kupendam, boleh jadi itu justru merusak diri dari dalam. Aku akan belajar berterus-terang dengan diriku sendiri. Aku akan belajar memahami diri, aku tidak akan membatasi diri dalam menjelajahi rasa-rasa dan hal-hal yang belum pernah disentuh sebelumnya.

Di tahun ini, aku ingin terus belajar ikhlas dan menerima hal-hal yang sudah terjadi sebelum-sebelumnya. Apakah itu hal buruk? Apakah itu hal yang kurang menyenangkan? Apakah itu hal yang tidak bisa kugapai? Apakah itu hal yang harus kurelakan? Apakah itu hal yang tidak pernah bisa aku kendalikan? Aku akan belajar menerima semua itu. Bahwa, aku tidak sempurna, hal-hal di sekitarku tidak sempurna, ada hal-hal yang bisa aku kendalikan dan tidak, ada hal-hal yang memang hanya berlalu-lalang dan tidak bisa tinggal, bahwa semua itu butuh penerimaan, bahwa dengan segala penerimaan yang sudah dilakukan, hati menjadi damai.

Di tahun ini, aku ingin merayakan ketidaksempurnaan. Bahwa aku merasa cukup dengan diri ini. Bahwa aku merasa berharga. Bahwa aku merasa dicintai. Bahwa aku merasa, dalam situasi dan kondisi apa pun, aku berhak bahagia dan bisa menciptakan bahagiaku sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendengar

Di dunia fana ini, bukankah semua orang butuh didengar meskipun bumi hanya hidup sementara dan langit hanya menunggu waktu yang tepat untuk runtuh? Lalu, meski suara kita sudah didengar, mengapa kita tidak mau mendengar? Mengapa lebih suka memotong omongan orang lain atau bahkan pergi saat orang lain belum selesai bicara ketimbang mendengarkan hingga selesai? Apakah membosankan? Tidak menarik mendengar orang lain yang bicara tapi ingin orang lain tertarik saat kita yang bicara? Bukankah ingin dihargai? Lantas, mengapa tidak menghargai?   Banyak pertanyaan, ya? Haha, maaf ya, tapi mungkin dari pertanyaan-pertanyaan di atas, sudah bisa membuat kita semua sadar bahwa mungkin selama ini, kita lebih suka didengar daripada mendengar. Bicara soal mendengar dan didengar, kedua perbuatan itu tidak ada yang buruk, namun yang buruk adalah kita sebagai manusia yang tidak atau mungkin belum bisa memberikan porsi yang seimbang untuk keduanya. Porsi yang seimbang? Maksudnya?   Iya, j...

Hujan Renjana

Hujan Renjana Hari ini hujan turun. Membasuh jiwa-jiwa penuh luka. Menepikan rasa sakit hati. Memberikan ketenteraman yang tak pernah ada sebelumnya. Hari ini hujan turun. Menenangkan hati-hati yang gelisah. Menurunkan rindu yang terpaku di langit. Melayangkan pesan-pesan kebahagiaan. Hari ini hujan turun. Bukan hujan biasa, jika kau tahu. Hari ini hujan renjana. Dan renjana itu jatuh tepat pada dirimu. Yang akan membuatmu patah, :) Iya, hari ini juga hujan. Aku tahu kau yang mengirim pesan itu kepadaku beberapa tahun yang lalu melalui surat yang dikirim Pak Pos. Aku tahu itu dirimu. Bagaimana bisa? Bisa saja. Entah mengapa aku selalu suka saat kau berbicara melalui tulisan kepadaku. Dan aku lebih suka saat itu dalam bentuk surat dengan tulisan tanganmu sendiri. Karena sejak dulu aku berpikir bahwa kita mempunyai kesamaan dalam hal hobi dan sikap. Dengan hobi suka menulis dan sikap yang tidak terlalu suka banyak bicara, itu sangat kontras. Kau menyukai tul...

Pernah Nggak Sih Terlintas di Pikiran Kalian Buat Berhenti Nyontek?

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Guysss... Pernah nggak sih terlintas di pikiran kalian buat “ BERHENTI NYONTEK ”? Kalo aku sendiri, pernah... dan itu bener-bener aku lakuin! Let’s check it out! Waktu awal SMP, yaitu semester 1 kelas VII, aku dapet peringkat 2 di kelas. Nah, bayangin gimana senengnya aku dong. Karena selama masih di SD, aku juga selalu dapet peringkat atas, kalo nggak peringkat 1, ya 2. Dan dengan masa-masa awal di SMP aku bisa dapet peringkat 2, itu membuktikan kalo aku bisa beradaptasi cepet sama keadaan. Setelah itu, saat tiba waktunya buat Ujian Akhir Semester 2 yang mana menentukan buat naik kelas atau nggak, tiba-tiba aja aku kepikiran buat “BERHENTI NYONTEK”, padahal selama aku mulai mengenyam pendidikan di SD, dan sampe aku dapet peringkat 2 di semester 1 SMP kelas VII, aku nggak pernah luput dari ngelakuin satu kata itu, nyontek. Emang nggak parah sih, nggak kaya temen-temenku yang lain, misal sampe bawa kertas isinya materi yang udah di...