Langsung ke konten utama

Sadar Nggak Sih?

Sadar nggak sih,
kalau di sekitar kita itu ternyata banyak banget toxic people?
Bisa jadi orang-orang yang baru kita kenal atau bahkan teman-teman kita sendiri.

"Perasaan enggak tuh!"
"Enggak ih, biasa aja temen-temenku."
"Masa sih?"

Misal, zaman sekarang kan baru ngetrend tuh kaum rebahan, kaum bucin, dan masih banyak kaum-kaum yang lain. Nah, diantaranya toxic people adalah teman-teman kita yang termasuk kaum rebahan atau kaum bucin tersebut. Lah, kok bisa mereka termasuk toxic people?
Bisa dong!

Karena secara nggak sadar atau bahkan sudah sadar sekalipun bahwa sebenarnya teman-teman kita tersebut adalah orang-orang yang tidak membuat kita termotivasi menjadi lebih baik lagi tapi malah membuat kita ikut-ikutan tidak produktif.

Kaum rebahan contohnya, apakah dengan adanya orang-orang tersebut di sekitar kalian membuat kalian jadi orang rajin? Orang disiplin? ABSOLUTELY NOT!

Lalu kaum bucin atau kepanjangannya budak cinta. Apakah dengan adanya orang-orang tersebut di sekitar kalian membuat kalian jadi orang yang gampang move on? Lalu menjalani kehidupan kalian dengan fokus dan serius alias tidak melulu mikir tentang cinta? And sure that's absolutely not!

Sadar nggak sih,
kalau kalian terjebak di lingkaran toxic people selama ini? Dan sadar juga nggak, kalau bisa jadi kalian juga adalah toxic people itu sendiri bagi orang-orang di sekitar kalian?

Mulai sekarang ayolah, boleh punya teman sebanyak-banyaknya dan pilih-pilih teman pun tidak baik, tapi bedakan! Mana yang pantas untuk kalian jadikan teman bergaul sehari-hari atau yang tidak. Namun, jangan menjauhi mereka yang toxic people tersebut, dekati dan beri nasihat! Lalu terakhir, buat diri kalian sendiri yang udah sadar kalau ternyata kalian termasuk ke dalam toxic people, come on! Change your mind, change yourself to be better people! :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendengar

Di dunia fana ini, bukankah semua orang butuh didengar meskipun bumi hanya hidup sementara dan langit hanya menunggu waktu yang tepat untuk runtuh? Lalu, meski suara kita sudah didengar, mengapa kita tidak mau mendengar? Mengapa lebih suka memotong omongan orang lain atau bahkan pergi saat orang lain belum selesai bicara ketimbang mendengarkan hingga selesai? Apakah membosankan? Tidak menarik mendengar orang lain yang bicara tapi ingin orang lain tertarik saat kita yang bicara? Bukankah ingin dihargai? Lantas, mengapa tidak menghargai?   Banyak pertanyaan, ya? Haha, maaf ya, tapi mungkin dari pertanyaan-pertanyaan di atas, sudah bisa membuat kita semua sadar bahwa mungkin selama ini, kita lebih suka didengar daripada mendengar. Bicara soal mendengar dan didengar, kedua perbuatan itu tidak ada yang buruk, namun yang buruk adalah kita sebagai manusia yang tidak atau mungkin belum bisa memberikan porsi yang seimbang untuk keduanya. Porsi yang seimbang? Maksudnya?   Iya, j...

Hujan Renjana

Hujan Renjana Hari ini hujan turun. Membasuh jiwa-jiwa penuh luka. Menepikan rasa sakit hati. Memberikan ketenteraman yang tak pernah ada sebelumnya. Hari ini hujan turun. Menenangkan hati-hati yang gelisah. Menurunkan rindu yang terpaku di langit. Melayangkan pesan-pesan kebahagiaan. Hari ini hujan turun. Bukan hujan biasa, jika kau tahu. Hari ini hujan renjana. Dan renjana itu jatuh tepat pada dirimu. Yang akan membuatmu patah, :) Iya, hari ini juga hujan. Aku tahu kau yang mengirim pesan itu kepadaku beberapa tahun yang lalu melalui surat yang dikirim Pak Pos. Aku tahu itu dirimu. Bagaimana bisa? Bisa saja. Entah mengapa aku selalu suka saat kau berbicara melalui tulisan kepadaku. Dan aku lebih suka saat itu dalam bentuk surat dengan tulisan tanganmu sendiri. Karena sejak dulu aku berpikir bahwa kita mempunyai kesamaan dalam hal hobi dan sikap. Dengan hobi suka menulis dan sikap yang tidak terlalu suka banyak bicara, itu sangat kontras. Kau menyukai tul...

Pernah Nggak Sih Terlintas di Pikiran Kalian Buat Berhenti Nyontek?

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Guysss... Pernah nggak sih terlintas di pikiran kalian buat “ BERHENTI NYONTEK ”? Kalo aku sendiri, pernah... dan itu bener-bener aku lakuin! Let’s check it out! Waktu awal SMP, yaitu semester 1 kelas VII, aku dapet peringkat 2 di kelas. Nah, bayangin gimana senengnya aku dong. Karena selama masih di SD, aku juga selalu dapet peringkat atas, kalo nggak peringkat 1, ya 2. Dan dengan masa-masa awal di SMP aku bisa dapet peringkat 2, itu membuktikan kalo aku bisa beradaptasi cepet sama keadaan. Setelah itu, saat tiba waktunya buat Ujian Akhir Semester 2 yang mana menentukan buat naik kelas atau nggak, tiba-tiba aja aku kepikiran buat “BERHENTI NYONTEK”, padahal selama aku mulai mengenyam pendidikan di SD, dan sampe aku dapet peringkat 2 di semester 1 SMP kelas VII, aku nggak pernah luput dari ngelakuin satu kata itu, nyontek. Emang nggak parah sih, nggak kaya temen-temenku yang lain, misal sampe bawa kertas isinya materi yang udah di...