Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Bagaimana dengan...?

Bagaimana dengan kehilangan seseorang? Malam ini tidak hujan, tapi kau merasakan diguyur oleh air yang begitu deras. Hingga menghantam seluruh tulangmu dan kau merasa berhenti bernapas. Aku rasa kau tidak sedang terkena musibah seperti halnya kecelakaan, tapi kau kehilangan begitu banyak darah. Sampai-sampai wajahmu pucat dan kau kehilangan detak jantungmu dalam beberapa detik. Bagaimana dengan kehilangan seseorang? Apakah begitu menyakitkan sehingga halnya seperti kau bisa melihat dirimu sendiri sedang terbaring di ranjang dengan selang infus yang menancap dalam nadimu? Aku tidak sedang menakut-nakuti. Baru saja kau bilang seandainya kau bisa terbang, kau ingin melihat dunia ini dari kejauhan. Kau ingin melihat orang-orang yang kau sayangi berbahagia dan sehat selalu. Tapi sayangnya keinginanmu belum terwujud. Hari ini begitu banyak air mata yang kau keluarkan. Begitu pula keringat, entah aku salah lihat atau tidak. Sesuatu baru saja direnggut darimu. Kau tampak terduduk lemas di ...

Bodo Amat

Dulu seneng banget kalo diucapin pas hari ulang tahun, kalo ga diucapin apalagi sama orang-orang yang gue sayangi, ya siapa aja, bahkan cuma temen biasa tapi udah saya anggep temen deket atau temen cowok yang gue suka tapi diem-diem bae pasti ada yang kurang, pasti senengnya setengah-setengah, ga lengkap rasanya. Misalnya ada yang ngasih kado segala, gila seneng banget. Ampe ga rela tuh kado mau dipake, mau diawetin aja, dipajang kalo perlu, biar ga rusak, biar sampe selamanya, buat kenang-kenangan nanti kalo udah lupa sama orangnya, terus liat kadonya jadi inget lagi, haha. Dulu bahkan sampe sedih kalo satu aja orang yang diharepin hafal tanggal ulang tahun gue dan ngucapin malah engga. Malah kayanya lupa, hahaha. Gitu banget? Iya, tapi dulu. Sekarang? Biasa aja. Gatau lagi udah. Tiap inget tanggal lahir gue sendiri, malah sedih. Terus jadi mikir, gue udah dewasa ya ternyata, umurnya maksudnya, haha. Pikirannya mah masih childish. Iya, gue akui secara ga sadar, kadang gue masih ch...

Baru Sadar

Entah mengapa sesudahnya saya menghadapi orang-orang membuat saya jengkel, mudah marah, dan berprasangka buruk—yang dalam pandangan saya mereka bersikap seperti itu, saya selalu teringat kembali pada Filosofi Teras. Muncul begitu saja dalam benak dan pikiran saya. Seperti mengingatkan kembali bahwa saya tidak boleh jengkel, mudah marah, dan berprasangka buruk terhadap orang-orang seperti itu. Karena sikap mereka terhadap kita adalah bukan dibawah kendali kita, sedangkan sikap kita terhadap mereka jelas dibawah kendali kita. Mau semenjengkelkan apa pun sikap mereka terhadap kita—yang diri kita anggap demikian, tetap saja balasan untuk mereka dari sikap kita adalah dibawah kendali kita. Kita bisa saja berbuat sama menjengkelkannya seperti sikap mereka terhadap kita, tapi buat apa? Bukankah ada pilihan lain? Jika kita bisa berbuat baik sebagai balasan bahwa mereka berbuat tidak menyenangkan kepada kita, kenapa enggak? Kenapa kita justru ingin membalas sikap mereka dengan hal y...